LUBUKLINGGAU-Pemerintah Kota (Pemkot) Lubuklinggau melalui Dinas Sosial (Dinsos) menggelar penyuluhan kesehatan kepada Penjaja Seks Komersial (PSK) yang berada di Komplek Lokalisasi Patok Besi Kelurahan Sumber Agung Kecamatan Lubuklinggau Utara I.
Kegiatan hasil kerjasama antara Dinsos, Badan KB dan PP, serta Dinas Kesehatan tersebut dipusatkan di area parkir komplek lokalisasi Selasa (5/10).
Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua TP PKK Kota Lubuklinggau Hj. Septiana Zuraida, Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Lubuklinggau Endang Puspita Sari, Kepala Dinas Sosial Edison Jaya, Camat Lubuklinggau Utara I Zainal Arifin, Lurah Sumber Agung Muhajirianto, dan sejumlah anggota Darma Wanita Persatuan Kota Lubuklinggau.
Dalam kesempatan itu Hj. Septiana Zuraida berharap kepada seluruh penghuni lokalisasi untuk bisa kembali kelingkungan masyarakat menjadi perempuan yang dapat mengabdikan dirinya di dalam kehidupan yang lebih baik.
Intinya Hj. Septiana mengajak kepada penghuni lokalisasi supaya bertaubat dan meninggalkan profesi yang di lakukan oleh sebagian besar penghuni yang masih berusia muda yakni sekitar 18-23 tahun itu.
Setidaknya pada kesempatan itu juga sebanyak 118 PSK yang berada di komplek lokalisasi itu diberikan wejangan berupa penyuluhan kesehatan dari Dinkes Kota Lubuklinggau.
Inti dari penyuluhan tersebut adalah supaya PSK penghuni patok besi dapat menjaga kesehatan reproduksinya sebab penularan penyakit HIV/AIDs paling mudah ialah dari hubungan seksual.
Untuk itu PSK sangat berperan penting dalm pencegahan penyakit menular yang hingga saat ini belum ada obatnya itu.
Seusai penyuluhan seluruh rombongan TP PKK meninjau ke kamar-kamar milik penghuni lokalisasi. Dalam kunjungan ke kamar-kamar tersebut Musirawas Ekspres sempat berbincang-bincang dengan salah satu penghuni sebut saja NN, wanita yang dari pulau Jawa yang sudah menjajakan diri selama 4 tahun belakangan ini mengaku ingin bertobat.
“Hanya saja saat ini tidak ada lapangan pekerjaan yang bisa menampung,” ujar wanita lulusan SMA ini.
Wanita satu anak yang mengaku tetap menjalankan ibadah sholat ini sangat berharap bisa pulang ke keluarganya di Jawa akan tetapi hal itu tidak bisa menjamin hidupnya dan keluarga karena faktor ekonomi menghimpit keluarganya.
“Meskipun diakuinya keluarganya tidak ada yang tahu bahwa dia menjajakan diri sebagai PSK prosfesi itu terpaksa dilakukan demi untuk bertahan hidup dan demi memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga,” aku wanita yang setiap hari memperoleh sekitar Rp.300 ribu dari para tamu yang mengunjunginya itu.
Untuk diketahui saja bersamaan dengan kegiatan tersebut Badan KB dan PP Kota Lubuklinggau juga melayani implant kepda para penghuni lokalisasi sebanyak 20, kemudian suntik sebanyak 32 orang, PIL sebanyak 27, alat kontrasepsi (maaf kondom red) sebanyak 23 diberikan langsung dan 8 kotak kondom sebagai persiapan diberikan kepada mucikari lokalisasi.(ME06)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar